Mungkin sebagian besar dari para pendidik atau semua pendidik berpendapat bahwa karakter peserta didik dapat dibentuk melalui proses belajar mengajar (learning process) formal di sekolah.
Sama halnya, barangkali tak ada yang berkeberatan kalau pendidikan karakter terhadap peserta didik dapat dilakukan di luar jalur formal sekolah. Dengan kata lain, pendidikan karakter peserta didik seharusnya dicakup oleh pendidikan formal sekolah dan nonformal di luar sekolah.
Selain pendidikan agama saja atau pendidikan budi pekerti saja, secara simultan pendidikan agama dan budi pekerti dapat dilekatkan (built-in process) pada pendidikan karakter melalui semua mata pelajaran. Pendidikan kejujuran dapat dibangun melalui pengajaran matematika.
Peserta didik harus jujur sebagaimana kebenaran yang diajarkan dalam matematika. Pendidikan untuk bersikap sebagai orang beriman dapat dilakukan melalui pengajaran fisika, biologi, geografi, dan sastra.
Peserta didik dapat menerima penanaman kesadaran dan sikap untuk memuliakan Sang Penciptanya yang telah menganugerahkan umat manusia, termasuk para peserta didik, isi alam yang dapat diteliti melalui ilmu-ilmu yang bersangkutan. Tanpa alam dengan segala isinya yang dapat dipelajari, umat manusia mustahil bisa hidup dan bertahan hidup.
Patut dipertanyakan, bagaimanakah pendidikan agama dan budi pekerti selama ini. Jika agama diajarkan sebagaimana pengajaran P4 di zaman Orde Baru (orba), maka yang terjadi bukanlah pendidikan agama, melainkan indoktrinasi peserta didik dengan pengisian ajaran agama secara doktriner dalam pengertian satu arah.
Peserta didik hanya siap menerima apa yang dituangkan oleh pengajar atau penyaji ilmu yang kehilanghan perannya sebagai pendidik atau pembangun akhlak dan budi pekerti luhur dalam diri para peserta didik.
Seharusnya, pengajaran (ilmu) dan pendidikan (manusia) diarahkan pada setiap peserta didik secara utuh, dalam arti muatan ajaran dan pendidikan diarahkan pada seluruh potensi yang menentukan individu peserta didik sebagai sebuah living entity yang utuh dan yang berkebebasan.
Tanpa menghargai dan memberi peluang bagi aktualisasi kebebasan individual oleh peserta didik, maka terjadilah indoktrinasi yang cenderung menyerupai brainwashing atau pencucian otak. Keaslian bakatnya digusur, lalu diganti dengan isi kemauan pengajar (pendidik). Akhirnya, proses belajar mengajar tidak melahirkan orisinalitas peserta didik, melainkan robot hidup atau manusia imitasi buatan para pengajar.
Hasil pengajaran (pendidikan) yang indoktriner hanya menghasilkan individu tanpa ketangguhan hati yang dapat menopang kebenaran rasional dan pilihan moral yang diterima melalui proses pemasukan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, dan moral virtues atau nilai keutamaan dalam agama dan budaya masyarakat. (***)
tags from http://metronews.fajar.co.id
25/04/10
22/04/10
Gaul Remaja 'Generasi Keledai' atau 'Generasi Rabbani'
Teman2 pernah dgr ga istilah "ARDATH", istilah ni makin popular di kalangan remaja skrg lho. Tp jgn slah paham dl,,ni bukan merk rokok, melainkan sebuah akronim 'Aku rela ditiduri asal tidak hamil.' hehehehe....^^
Setiap orang - terlebih remajanya - memang mesti gaul. Sebab kita adalah 'mahluk gaul'. Dalam istilah sosiologi, Aristoteles menyebutnya zoon politicon. Meskipun secara bahasa, kamu-kamu juga pasti ada yang tahu kalau zoon politicon itu sebetulnya lebih tepat diartikan sebagai 'hewan gaul' daripada 'mahluk gaul'. asal bukan makhluk ghaib 'hihihihihi'........
Apa pun istilahnya, yang penting kita jangan seperti hewan dalam bergaul. Iya kan? Sebab, menurut Plato manusia memiliki jiwa rohaniah yang tidak dimiliki hewan (Gerungan, 1996 : 5). Jiwa rohaniah berfungsi untuk menemukan nilai-nilai kebenaran dalam kehidupan ini. Sedangkan Imam Al Ghazali mengatakan, pengetahuan manusia tentang kebenaran tergantung sepenuhnya pada sesuatu yang berada di luar akal manusia. Yaitu sesuatu yang lebih tinggi daripada akal. Dalilnya adalah firman Allah, "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu (Allah SWT), maka janganiah kamu termasuk orang-orang yang ragu." (QS. Al Baqarah : 147)
Intinya, kita kudu hati-hati dalam bergaul. Tidak setiap gaul itu baik. Jangan lantaran takut disebut kuper atau nggak gaul, kita lalu kebablasan. Sebab, ada saja yang terjerumus ke hal-hal negatif bahkan menyesatkan gara-gara salah gaul. Entah karena faktor ikut-ikutan (imitasi), kena pengaruh (sugesti), keliru mengidentifikasi, atau karena faktor lainnya.
Oleh karena itu, ungkap L.Kohlberg, alasan moral (moral reasoning) harus senantiasa melandasi setiap sikap dan perilaku. Lewat penalaran moral, termasuk di dalamnya pertimbangan nilai-nilai agama, seseorang akan berpikir positif untuk menentukan pilihan yang terbaik.
Berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam suatu pergaulan, maka secara garis besar ada gaul yang islami, ada juga gaul yang tidak islami. Gaul yang tidak islami itu bisa berbau jahiliah, musyrik, ateis, dan 'bau-bau' lainnya - emangnya enak jadi orang 'bau', iya nggak!
Celakanya lagi, meniru-niru gaul yang tidak islami, kita pun bisa digolongkan seperti mereka. Kan hadis Nabi SAW menyatakan, "Jika seseorang meniru-niru suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka." Bisa gawat, dong.
Tren, atau ngetren telah menjadi bagian dari gaul yang sarat imitasi, terutama peniruan nilai-nilai budaya Barat. Mengikuti tren tertentu dianggap gengsi, sehingga tren jadi ukuran dalarn bergaul, berikut segala perilaku dan penampilan yang menyertainya. Mulai dari gaya berbusana (fesyen), gaya bersenang-senang (fun), hingga perilaku makah-minurn (food). Untuk mudahnya, sebut saja Tiga F'.
Repotnya, karena dicekoki tren, seringkali membuat orang lepas dari etika, moral, bahkan lepas dari nilai-nilai agama. Tren dalam fesyen, misalnya, kalau nggak ketat, ya transparan atau buka-bukaan mengekspose aurat (terutama aurat perempuan), padahal memperlihatkan aurat dalam agama kita dianggap sudah ketinggalan zaman karena yang begitu itu adalah 'gaya hidup primitif, kalau tidak hendak dikatakan, maaf, tradisi bina plus...tang. Jelas kan, mana yang sejatinya kuno mana yang modern.
"....Sesungguhnya perempuan itu, apabila sudah baligh, tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan 'ini' dan 'ini'," kata Nabi kita sembari menunjuk muka dan teiapak tangannya.. (HR. Abu Daud)
Masih banyak hadis lain, tapi itu saja dulu lah.
Ada pula tren cowok meniru busana cewek, cewek meniru busana laki-laki. Katanya, unisex. Inipun jelas-jelas kebli-nger. Kata Nabi, "Laknat Allah kepada iaki-laki yang meniru perempuan, dan perempuan yang meniru laki-laki." (HR. Bukhari)
Kita beralih ke soal fun. Paling banyak ditandai pacaran, pergi ke (atau mangkal di) tempat-tempat hiburan. Pacaran sekarang cenderung mengarah pada zina (ngeseks), sedangkan di tempat-tempat hiburan seringkali terjadi ngedrink, nge-drug, dan ngegambling. Jadi sudah sangat jelas penyimpangannya dari moral atau nilai-nilai agama.
Allah memperingatkan, "Kalian telah terlena oleh melimpahnya kesenangan, sehingga tibalah saatnya kalian di tepi jurang." (QS At Takatsur : 1-2)
"Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir dan mereka memandang hina orang-orang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat..." (QS Al Baqarah : 212)
Dari pacaran yang dikira bagian dari 'gaji!', timbullah gejala sosial di kalangan rernaja. Nggak peduli di kota ataupun di desa. Orang yang tidak senang pacaran dianggap tidak laku, tidak gaul, atau kuper. Walah, walaaah.... Ada-ada saja, ya !
Salah satu gejala negatifnya ialah adanya berbagai perilaku yang menjadikan pacar sebagai suatu kebanggaan pergaulan. Ada semacam ajang pamer pacar. Entah di sekolah, di kampus, di mall, di tempat hiburan, di pesta atau di tempat lainnya.
"Gimana Bob! Kece nggak cewek gua," bisik Coy pada temannya. "Boleh juga. Trus, gimana dengan cewek gua," balik si Bob, juga berbisik.
"Kalau wajah, jelas kalah sama cewek gua. Tapi soal bodi, gua akuin deh, cewek lu lebih bahenol." wkwkwkwkwk...^^
Walah! Pacar itu barang, kali !?
Karena pacaran dianggap 'gaul', dan untuk mendapatkan pengakuan sebagai 'anak gaul', banyak remaja yang belum punya pacar cepat-cepat nyari pacar. Lingkungan gaulnya pun ngumpul bareng bersama pacar.
Sekolah atau kampus menjadi ajang pacaran. Sepulang sekolah atau kuliah, kembali pacaran. Bahkan pada saat-saat lainnya, ada agenda wakuncar, apel mingguan, dan seterusnya. Begitu banyak waktu tersita untuk pacaran, menyebabkan pelajaran, kuliah dan hal-hal penting lainnya menjadi terabaikan. Padahal dana untuk pacaran diperoleh dari hasil 'unik' (usaha nipu kolot = orang tua). Sebab umumnya mereka belum bisa cari duit sendiri.
Yang lebih gawat dan bikin repot keluarga adalah sinyalemen Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, bahwa pacaran mengarah atau mendorong terjadinya hubungan seks di luar nikah (premarital sex), membuat kepribadian remaja menjadi labil, pelajaran terganggu karena konsentrasi sering terhambat oleh lamunan atau khayalan sex (Singgih, 1993:94) Apalagi, bila premarital sex itu menyebabkan kehamilan. Nah, lho !
Seks di luar nikah merupakan kegagalan seorang remaja mengendalikan diri sehingga menjadi budak hawa nafsu birahi, budak setan. Meskipun dalihnya, 'atas nama cinta'. Gombal!
Kehamilan di kalangan remaja putri, ternyata bukan cerita baru. Menurut data dr Biran Afandi di Jakarta, selama 1987 saja sudah terdapat 284 remaja putri yang hamil di luar nikah. (Assalam, Oktober 2002). Tuh, kan?
Belakangan, remaja sekarang katanya makin 'pinter'. Tapi, pinter yang keblinger. Mereka sudah mengenal aiat-alat kontrasepsi, seperti kondom, pil dan suntik anti kehamilan, termasuk hubungan seks dengan cara rythm method (pantang berkala). "Biar nggak hamil," katanya. Begitulah kalau sudah berprinsip ARDATH: Aku Rela Ditiduri Asal Tidak Hamil. Trus, biar asal tidak dosa-nya, gimana ?
Simak dong firman Allah, "Dan janganlah kamu dekati zina (mengarah ke berbuat zina, seperti berpandang-pandangan, berdua-duaan, bergandengan, dan seterusnya), sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk." (QS Al Isra : 32)
Setelah fesyen dan fun, maka F yang ketiga adalah food (makanan-minuman). Ternyata masih ada saja remaja kita rnerasa bahwa makan di KFC, Pizza Hut, Wendys, McDonald, dan fast food ala Barat lainnya, merupakan tren dan bergengsi, tanpa mempedulikan kehalalannya. Sedangkan makan di warteg dianggapnya, yaa...kampungan lah.
Betapa noraknya kita ! Di Amrik, tempat-tempat makan seperti itu masuk kategori rendahan. Apalagi menurut ahli gizi di Amerika sendiri, ada fast food atau makanan ala Amrik yang dianggap garbage food, alias 'makanan sampah’. Sebab, kandungan gizinya sangat tidak sesuai dengan standar gizi yang sehat untuk tubuh.
Boleh-boleh saja kita menikmati jenis makanan-minuman yang 'bermerek dunia'. Namun sebagai muslim, kita tetap harus memperhatikan halal-haramnya. Lebih baik kita makan ala kadarnya tapi lengkap unsur gizi, protein dan seratnya serta jelas kehalalannya, tidak subhat.
Ingat, Allah telah mengingatkan kita, "...Makanlah sebagian dari makanan yang ada di bumi yang halal dan baik - halalan thayyiban - dan jangan ikuti perilaku setan, karena setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS Al Baqarah ; 168)
Nah, remaja muslim tinggal memilih mau jadi "generasi rabbani' sesuai tuntunan Ilahi, atau mau jadi 'generasi keledai' seperti disebut dalam Al Quran surah Al Jumu'ah ayat 5, "...ibarat keledai.... Itulah seburuk-buruk perumpamaan bagi mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim." (Amanah Online)
Setiap orang - terlebih remajanya - memang mesti gaul. Sebab kita adalah 'mahluk gaul'. Dalam istilah sosiologi, Aristoteles menyebutnya zoon politicon. Meskipun secara bahasa, kamu-kamu juga pasti ada yang tahu kalau zoon politicon itu sebetulnya lebih tepat diartikan sebagai 'hewan gaul' daripada 'mahluk gaul'. asal bukan makhluk ghaib 'hihihihihi'........
Apa pun istilahnya, yang penting kita jangan seperti hewan dalam bergaul. Iya kan? Sebab, menurut Plato manusia memiliki jiwa rohaniah yang tidak dimiliki hewan (Gerungan, 1996 : 5). Jiwa rohaniah berfungsi untuk menemukan nilai-nilai kebenaran dalam kehidupan ini. Sedangkan Imam Al Ghazali mengatakan, pengetahuan manusia tentang kebenaran tergantung sepenuhnya pada sesuatu yang berada di luar akal manusia. Yaitu sesuatu yang lebih tinggi daripada akal. Dalilnya adalah firman Allah, "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu (Allah SWT), maka janganiah kamu termasuk orang-orang yang ragu." (QS. Al Baqarah : 147)
Hati-hati Bergaul
Intinya, kita kudu hati-hati dalam bergaul. Tidak setiap gaul itu baik. Jangan lantaran takut disebut kuper atau nggak gaul, kita lalu kebablasan. Sebab, ada saja yang terjerumus ke hal-hal negatif bahkan menyesatkan gara-gara salah gaul. Entah karena faktor ikut-ikutan (imitasi), kena pengaruh (sugesti), keliru mengidentifikasi, atau karena faktor lainnya.
Oleh karena itu, ungkap L.Kohlberg, alasan moral (moral reasoning) harus senantiasa melandasi setiap sikap dan perilaku. Lewat penalaran moral, termasuk di dalamnya pertimbangan nilai-nilai agama, seseorang akan berpikir positif untuk menentukan pilihan yang terbaik.
Berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam suatu pergaulan, maka secara garis besar ada gaul yang islami, ada juga gaul yang tidak islami. Gaul yang tidak islami itu bisa berbau jahiliah, musyrik, ateis, dan 'bau-bau' lainnya - emangnya enak jadi orang 'bau', iya nggak!
Celakanya lagi, meniru-niru gaul yang tidak islami, kita pun bisa digolongkan seperti mereka. Kan hadis Nabi SAW menyatakan, "Jika seseorang meniru-niru suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka." Bisa gawat, dong.
Ngetren
Tren, atau ngetren telah menjadi bagian dari gaul yang sarat imitasi, terutama peniruan nilai-nilai budaya Barat. Mengikuti tren tertentu dianggap gengsi, sehingga tren jadi ukuran dalarn bergaul, berikut segala perilaku dan penampilan yang menyertainya. Mulai dari gaya berbusana (fesyen), gaya bersenang-senang (fun), hingga perilaku makah-minurn (food). Untuk mudahnya, sebut saja Tiga F'.
Repotnya, karena dicekoki tren, seringkali membuat orang lepas dari etika, moral, bahkan lepas dari nilai-nilai agama. Tren dalam fesyen, misalnya, kalau nggak ketat, ya transparan atau buka-bukaan mengekspose aurat (terutama aurat perempuan), padahal memperlihatkan aurat dalam agama kita dianggap sudah ketinggalan zaman karena yang begitu itu adalah 'gaya hidup primitif, kalau tidak hendak dikatakan, maaf, tradisi bina plus...tang. Jelas kan, mana yang sejatinya kuno mana yang modern.
"....Sesungguhnya perempuan itu, apabila sudah baligh, tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan 'ini' dan 'ini'," kata Nabi kita sembari menunjuk muka dan teiapak tangannya.. (HR. Abu Daud)
Masih banyak hadis lain, tapi itu saja dulu lah.
Ada pula tren cowok meniru busana cewek, cewek meniru busana laki-laki. Katanya, unisex. Inipun jelas-jelas kebli-nger. Kata Nabi, "Laknat Allah kepada iaki-laki yang meniru perempuan, dan perempuan yang meniru laki-laki." (HR. Bukhari)
Kita beralih ke soal fun. Paling banyak ditandai pacaran, pergi ke (atau mangkal di) tempat-tempat hiburan. Pacaran sekarang cenderung mengarah pada zina (ngeseks), sedangkan di tempat-tempat hiburan seringkali terjadi ngedrink, nge-drug, dan ngegambling. Jadi sudah sangat jelas penyimpangannya dari moral atau nilai-nilai agama.
Allah memperingatkan, "Kalian telah terlena oleh melimpahnya kesenangan, sehingga tibalah saatnya kalian di tepi jurang." (QS At Takatsur : 1-2)
"Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir dan mereka memandang hina orang-orang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat..." (QS Al Baqarah : 212)
Pacaran
Dari pacaran yang dikira bagian dari 'gaji!', timbullah gejala sosial di kalangan rernaja. Nggak peduli di kota ataupun di desa. Orang yang tidak senang pacaran dianggap tidak laku, tidak gaul, atau kuper. Walah, walaaah.... Ada-ada saja, ya !
Salah satu gejala negatifnya ialah adanya berbagai perilaku yang menjadikan pacar sebagai suatu kebanggaan pergaulan. Ada semacam ajang pamer pacar. Entah di sekolah, di kampus, di mall, di tempat hiburan, di pesta atau di tempat lainnya.
"Gimana Bob! Kece nggak cewek gua," bisik Coy pada temannya. "Boleh juga. Trus, gimana dengan cewek gua," balik si Bob, juga berbisik.
"Kalau wajah, jelas kalah sama cewek gua. Tapi soal bodi, gua akuin deh, cewek lu lebih bahenol." wkwkwkwkwk...^^
Walah! Pacar itu barang, kali !?
Karena pacaran dianggap 'gaul', dan untuk mendapatkan pengakuan sebagai 'anak gaul', banyak remaja yang belum punya pacar cepat-cepat nyari pacar. Lingkungan gaulnya pun ngumpul bareng bersama pacar.
Sekolah atau kampus menjadi ajang pacaran. Sepulang sekolah atau kuliah, kembali pacaran. Bahkan pada saat-saat lainnya, ada agenda wakuncar, apel mingguan, dan seterusnya. Begitu banyak waktu tersita untuk pacaran, menyebabkan pelajaran, kuliah dan hal-hal penting lainnya menjadi terabaikan. Padahal dana untuk pacaran diperoleh dari hasil 'unik' (usaha nipu kolot = orang tua). Sebab umumnya mereka belum bisa cari duit sendiri.
Premarital sex
Yang lebih gawat dan bikin repot keluarga adalah sinyalemen Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, bahwa pacaran mengarah atau mendorong terjadinya hubungan seks di luar nikah (premarital sex), membuat kepribadian remaja menjadi labil, pelajaran terganggu karena konsentrasi sering terhambat oleh lamunan atau khayalan sex (Singgih, 1993:94) Apalagi, bila premarital sex itu menyebabkan kehamilan. Nah, lho !
Seks di luar nikah merupakan kegagalan seorang remaja mengendalikan diri sehingga menjadi budak hawa nafsu birahi, budak setan. Meskipun dalihnya, 'atas nama cinta'. Gombal!
Kehamilan di kalangan remaja putri, ternyata bukan cerita baru. Menurut data dr Biran Afandi di Jakarta, selama 1987 saja sudah terdapat 284 remaja putri yang hamil di luar nikah. (Assalam, Oktober 2002). Tuh, kan?
Belakangan, remaja sekarang katanya makin 'pinter'. Tapi, pinter yang keblinger. Mereka sudah mengenal aiat-alat kontrasepsi, seperti kondom, pil dan suntik anti kehamilan, termasuk hubungan seks dengan cara rythm method (pantang berkala). "Biar nggak hamil," katanya. Begitulah kalau sudah berprinsip ARDATH: Aku Rela Ditiduri Asal Tidak Hamil. Trus, biar asal tidak dosa-nya, gimana ?
Simak dong firman Allah, "Dan janganlah kamu dekati zina (mengarah ke berbuat zina, seperti berpandang-pandangan, berdua-duaan, bergandengan, dan seterusnya), sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk." (QS Al Isra : 32)
Antara enak dan halal.
Setelah fesyen dan fun, maka F yang ketiga adalah food (makanan-minuman). Ternyata masih ada saja remaja kita rnerasa bahwa makan di KFC, Pizza Hut, Wendys, McDonald, dan fast food ala Barat lainnya, merupakan tren dan bergengsi, tanpa mempedulikan kehalalannya. Sedangkan makan di warteg dianggapnya, yaa...kampungan lah.
Betapa noraknya kita ! Di Amrik, tempat-tempat makan seperti itu masuk kategori rendahan. Apalagi menurut ahli gizi di Amerika sendiri, ada fast food atau makanan ala Amrik yang dianggap garbage food, alias 'makanan sampah’. Sebab, kandungan gizinya sangat tidak sesuai dengan standar gizi yang sehat untuk tubuh.
Boleh-boleh saja kita menikmati jenis makanan-minuman yang 'bermerek dunia'. Namun sebagai muslim, kita tetap harus memperhatikan halal-haramnya. Lebih baik kita makan ala kadarnya tapi lengkap unsur gizi, protein dan seratnya serta jelas kehalalannya, tidak subhat.
Ingat, Allah telah mengingatkan kita, "...Makanlah sebagian dari makanan yang ada di bumi yang halal dan baik - halalan thayyiban - dan jangan ikuti perilaku setan, karena setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS Al Baqarah ; 168)
Nah, remaja muslim tinggal memilih mau jadi "generasi rabbani' sesuai tuntunan Ilahi, atau mau jadi 'generasi keledai' seperti disebut dalam Al Quran surah Al Jumu'ah ayat 5, "...ibarat keledai.... Itulah seburuk-buruk perumpamaan bagi mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim." (Amanah Online)
21/04/10
Rambo aslx dari Indonesia
Suatu hari seorang ibu2 yg tengah hamil tua ingin melahirkan dirumah sakit, ia berangkat kerumah sakit menggunakan mobil (menyupir sendiri) di temani oleh seorang banci kaleng.....
Ditengah perjalanan, ibu tersebut merasakan bhw sebentar lg waktunya ia melahirkan, oleh sebab itu ia mempercepat mobilnya....... sibanci kaleng sangat takut sekali krn khawatir akan keselamatannya, di dalam mobil ia berteriak2........
Ketika akan memasuki rumah sakit, si ibu telah merasakan si jabang bayi akan keluar, oleh sebab itu ia injak pedal gasnya (mempercepat mobilnya) supaya ia tidak terlambat melahirkan di rumah sakit tersebut.....
Tiba-tiba, ada seekor kucing menyeberang.... si ibu dan si banci sangat terkejut..... tiba-tiba si banci berteriak di "REM BO...... REM BO" bersamaan dengan ucapan si banci, si ibu bisa menginjak rem tepat pd waktunya dan sekaligus melahirkan anaknya di dalam mobil.
Untuk menghargai si banci kaleng tersebut karena telah menyelamatkan 2 nyawa (kucing dan si jabang bayi) maka si ibu memberi nama anaknya "REMBO"
wkwkwk.. lucu ga,,lucu ga,,????
mudah2an aj ceritax g garing yee,, hehehe....
lw ad saran,masukan atw kritikan terhadp postingan2 d blog ini harap d comment ya.....
thx b4...^^
Ditengah perjalanan, ibu tersebut merasakan bhw sebentar lg waktunya ia melahirkan, oleh sebab itu ia mempercepat mobilnya....... sibanci kaleng sangat takut sekali krn khawatir akan keselamatannya, di dalam mobil ia berteriak2........
Ketika akan memasuki rumah sakit, si ibu telah merasakan si jabang bayi akan keluar, oleh sebab itu ia injak pedal gasnya (mempercepat mobilnya) supaya ia tidak terlambat melahirkan di rumah sakit tersebut.....
Tiba-tiba, ada seekor kucing menyeberang.... si ibu dan si banci sangat terkejut..... tiba-tiba si banci berteriak di "REM BO...... REM BO" bersamaan dengan ucapan si banci, si ibu bisa menginjak rem tepat pd waktunya dan sekaligus melahirkan anaknya di dalam mobil.
Untuk menghargai si banci kaleng tersebut karena telah menyelamatkan 2 nyawa (kucing dan si jabang bayi) maka si ibu memberi nama anaknya "REMBO"
wkwkwk.. lucu ga,,lucu ga,,????
mudah2an aj ceritax g garing yee,, hehehe....
lw ad saran,masukan atw kritikan terhadp postingan2 d blog ini harap d comment ya.....
thx b4...^^
Cerita lucu > Tukang Cukur
Ckkckckck...
mo ketawa duluan ah biar situ-situ ga ketawa lagi... gkgkkgkg....
soalnya nih cerita lucu banget.... ( narsis mode :on)
ga rugi dech baca joke ini.. minimal bisa dijadiin bahan cerita kpd teman2.. hehe..
gini nih ceritax..>
Si Reza memanggil tukang cukur keliling yang kebetulan lewat depan rumahnya, ia berniat mencukur rambutnya.
Reza: “Bang! Tukang cukur, cukur sini bang!”
Tukang Cukur: “Mau cukur Za?!”
Reza: “Dipendekin berapa harganya bang?”
Tukang Cukur: “Murah cuma 3000 Za.”
Reza: “Kalau botak berapa bang?”
Tukang Cukur: “Kalau botak 2000.”
Reza: “Ya sudah kalo gitu pendekin aja bang biar rapi.”
Kemudian si tukang cukur segera mencukur rambut si Reza, setelah rapi Reza membayar tukang cukur dengan uang 5000an.
Tukang Cukur: “Wah nggak ada kembaliannya Za, ni aja baru penglaris.”
Reza: “Waduh gimana yach bang gak ada recehan nich bang…”
Sambil garuk kepala Reza berpikir, setelah lama berpikir kemudian Reza memutuskan.
Reza: “Ya udah bang, kalau gitu yang 2000 botak aja.”
Tukang Cukur: Jiaah
Lucu ga ya ceritanya..?????
thankyu yang udah nyempatin baca ni cerita..
kesamaan tempat dan nama emang disengaja... wkkwkw..
mo ketawa duluan ah biar situ-situ ga ketawa lagi... gkgkkgkg....
soalnya nih cerita lucu banget.... ( narsis mode :on)
ga rugi dech baca joke ini.. minimal bisa dijadiin bahan cerita kpd teman2.. hehe..
gini nih ceritax..>
Si Reza memanggil tukang cukur keliling yang kebetulan lewat depan rumahnya, ia berniat mencukur rambutnya.
Reza: “Bang! Tukang cukur, cukur sini bang!”
Tukang Cukur: “Mau cukur Za?!”
Reza: “Dipendekin berapa harganya bang?”
Tukang Cukur: “Murah cuma 3000 Za.”
Reza: “Kalau botak berapa bang?”
Tukang Cukur: “Kalau botak 2000.”
Reza: “Ya sudah kalo gitu pendekin aja bang biar rapi.”
Kemudian si tukang cukur segera mencukur rambut si Reza, setelah rapi Reza membayar tukang cukur dengan uang 5000an.
Tukang Cukur: “Wah nggak ada kembaliannya Za, ni aja baru penglaris.”
Reza: “Waduh gimana yach bang gak ada recehan nich bang…”
Sambil garuk kepala Reza berpikir, setelah lama berpikir kemudian Reza memutuskan.
Reza: “Ya udah bang, kalau gitu yang 2000 botak aja.”
Tukang Cukur: Jiaah
Lucu ga ya ceritanya..?????
thankyu yang udah nyempatin baca ni cerita..
kesamaan tempat dan nama emang disengaja... wkkwkw..
Langganan:
Postingan (Atom)